Tidak Semua yang Ada Dalilnya Pasti Benar
Ada dua hal yang perlu diperhatikan ketika berdalil:
- Keshahihan dalil (Shihatud Dalil)
- Kebenaran dalam (Shihatul Istidlal)
Karena itu, semata punya dalil, bukan jaminan itu benar.
Banyak kelompok sesat yang menggunakan ayat al-Quran untuk mendukung kesesatannya. Bahkan, Iblis tidak mau tunduk kepada perintah Allah untuk sujud kepada Adam, dia menggunakan dalil qiyas.
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik dari pada dia, Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12)
Di ayat lain, Allah berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا
Ingatlah, tatkala Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” (QS. Al-Isra: 61)
Menurut iblis, api lebih mulia dari pada tanah. Dengan logika ini, dia beralasan, makhluk yang lebih baik asal penciptaannya, tidak selayaknya memberikan hormat kepada makhluk yang lebih rendah asal penciptaannya.
LDII punya dalil al-Qur’an dan hadis
Syiah punya dalil al-Qur’an dan hadis
Khawarij punya dalil al-Qur’an dan hadis
Bahkan ahmadiyah juga punya dalil al-Qur’an dan hadis
Semata berdalil, bukan jaminan itu benar. Namun perlu juga ditimbang dengan keshahihan cara berdalil. Ini menuntut kita untuk semakin cerdas memahami dalil.